Sabtu, 06 Mei 2017

PELAPORAN KEUANGAN & PERUBAHAN MODAL DAN STANDAR AUDIT & AKUNTANSI GLOBAL

NAMA: FITRIANTO (23212018)
             RIAN ANUGRAH (27213556)
MATA KULIAH: AKUNTANSI INTERNASIONAL #
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Pengertian Perubahan Harga
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
Mengapa Laporan Keuangan Dimasa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran dapat mendistorsi :
  1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
  2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
  3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
  • Kenaikan dalam proporsi pajak
  • Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
  • Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
  • Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan  pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap  perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Jenis – Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,  jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Indeks Harga
  1. Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
  2. Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
  • Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
  • Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Biaya Kini Yang Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model ini memiliki ciri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari aset nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset nonmeneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.
 Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara
1. Amerika Serika
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama lima tahun.
2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
3. Brasil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan  jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan pelapor harus mengungkapkan:
1) Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan
2) Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau biaya-kini
3) Entitad dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4) Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan.

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
Survei Konvergensi Internasional
Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
  • Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akandikurangi.
  • Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi.Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
  •  Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusanmengenai merger dan akuisisi area usaha.
  • Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
  • Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik
  • Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untukmeningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal

Beberapa Peristiwa Penting dalam Sejarah Penyusunan Standar Akuntansi Internasional
  1. 1959 , Jacob Kraayenhof, partner pendiri firma besar Eropa akuntan independen, mendesak dimulainya pembuatan standar akuntansi internasional.
  2. 1961 , Groupe d’Etudes, yang terdiri atas profesional akuntan aktif, dibangun di Eropa untuk memberi saran pada pejabat Uni Eropa mengenai masalah-masalah akuntansi.
  3. 1966 , Acountants International Study Group dibentuk oleh institusi profesional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
  4. 1973 ,Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
  5. 1976 ,Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
  6. 1977 ,Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
  7. 1977 ,Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
  8. 1981 ,IASC mendirikan kelompok-kelompok penasihat organisasi non-anggota untuk memperluas usulan penyusunan standar internasional.
  9. 1984 ,London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
  10. 1987 ,International Organization of Securities Commission (IOSCO) pada koferensi tahunannya memajukan penggunaan standar bersama dalam praktik akuntansi dan auditing.
  11. 1989 ,IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
  12. 1995 ,Badan IASC dan Komite Teknis IOSCO menyetuji program kerja yang penyelesaiannya akan menghasilkan IAS yang membentuk susunan inti standar yang komprehensif. Penyelesaian standar-standar ini akan memungkinkan Komite Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS untuk menggalang modal lintas batas dan mendata tujuan-tujuan di pasar global.
  13. 1995 ,Komisi Eropa mengadopsi pendekatan baru menuju penyelarasan yang memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan yang ada di pasar modal internasional.
  14. 1996 ,U.S Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
  15. 1998 ,IOSCo menerbitkan “International Disclosure Standars for Cross Border Dfferings and Initial listings by Foreign Issuers.”
  16. 2000 ,IOSCO menerima semua 40 standar inti yang disiapkan oleh IASC sebagai respons terhadap daftar permintaan IOSCP tahun 1993.
  17. 2001 ,Komisi Eropa mengajukan peraturan yan g menuntut semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar di pasar regulasi untuk menyusun akun konsolidasi yang sesuai dengan IAS 2005.
  18. 2001 ,Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
  19. 2002 ,Mahkamah Eropa mengesahkan proposal komisi bahwa hampir semua negara Uni Eropa harus mengikuti standar IASB tahun 2005dalam laporan keuangan konsolidasi mereka.
  20. 2002 ,IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
  21. 2003 ,European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
  22. 2004 ,Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
  23. 2005 ,SEC mengajukan “peta” untuk mengenyahkan persyaratan rekonsiliasi antara IFRS dan GAAP AS SEC dan Komisi Uni Eropa kemudian menyetujui “peta” untuk menghilangkan persyaratan pada tahun 2009.
  24. 2005 ,Menteri Keuangan Cina melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun
  25. 2006 ,FASB dan IASB menandatangi Memorandum Pemahaman yang menjadi tonggak sejarah yang harus diraih kedua badan tersebut agar dapat menunjukkan kepada SEC dan Komisi Uni Eropa level konvergensi yang dapat diterima antar GAAP AS dan IFRS.
  26. 2006 ,IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
  27. 2006 ,Uni Eropa mengeluarkan laporan Pedoman Audit menurut Undang-undang menggantikan Pedoman Kedelapan.
  28. 2007 ,SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.
Ikhtisar Organisasi Besar
1. International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB), yang tadinya bernama IASC, merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi prodesional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. Sebelum direstrukturisasi, IASC mengeluarkan 41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan Kerangka Kerja dalam Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan. IASB memiliki tujuan sebagai berikut :
Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.
2. Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB (sebagaimana pendahulunya IASC) selama ini tengah berjuang mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh regulator sekuritas di seluruh dunia. Sebagai bagian dari usaha ini, IASC mengadopsi rencana kerja untuk menghasilkan suatu inti yang komprehensif dari standar-standar berkualitas. Pada juli 1995, Komite Teknis IOSCO menyatakan persetujuannya akan rencana kerja yang telah disusun. Standar inti pun akhirnya lengkap dengan adanya persetujuan dari IAS 39 pada Desember 1998. Tinjauan ulang IOSCO akan standar inti dimulai tahun 1999, dan pada tahun 2000 IOSCO mengesahkan penggunaan standar IASC pendataan dan penawaran lintas batas.
3. Struktur IASB Baru
IASB telah direstrukturisasi bertemu untuk pertama kalinya di tahun 2001. Kepengerusan IASB setelah diubah antara lain:
Dewan Pengawas
IASB memiliki 22 pengawas: enam dari Maerika Utara, enam dari Amerika Utara, enam dari Eropa, enam dari wilayah Asia/Pasifik, dan empat dari wilayah lainnya.
Badan Pengurus IASB
Badan ini membangun dan meningkatkan standar laporan dan akuntansi keuadalam dalam berbisnis.
Dewan Penasihat Standar
Dewan Penasihat Standar, yang anggotanya ditunjuk oleh pengawas. Tanggung jawab yang dilakukan adalah memberikan nasihat pada badan pengurus mengenai agenda dan prioritasnya, memberikan informasi pada badan pengurus mengenai gambaran kepengurusan dan individu yang ada dalam dewan ini dalam kegiatan-kegiatan pembuatan standar utama, dan memberikan nasihat lainnya kepada badan pengurus dan pengawas.

4. International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)
IFRIC menginterpretasi penggunaan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Laporan Keuangan Internasional dan memberikan arahan interpretasi naskah dan meninjau komentar publik mengenai naskah tersebut, serta mendapatkan persetujuan dari badan pengurus untuk menyetujui interprestasinya.
IASB mengikuti proses yang diperlukan dalam penyusunan standar akuntansi. Setiap standar, IASB biasanya menerbitkan naskah diskusi yang berisi persyaratan-persyaratan yang mungkin diajukan dalam pembuatan standar, serta berisi argument-argumen yang mendukung dan menentang setiap standar.

5. UNI EROPA
Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, uni Eropa telah memperkenalkan instruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk :
Meningkatkan modal untuk basis Uni Eropa.
Menetapkan kerangka hukum bersama dalam pasar sekuritas dan derivative.
Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
Komite Eropa kemudian menyusun program besar penyelarasan hukum perusahaan segera setelah komite ini dibentuk. Pedoman Komite Eropa kini menaungi seluruh aspek hukum perusahaan. sebagian pedoman memiliki hubungan langsung dengan akuntansi. Banyak pengamat menganggap Pedoma Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan sebagai pedoman yang terpenting jika dilihat dari segi sejarah dan isinya.
MANAJEMEN INFORMASI DAN HIPERINFLASI

Suatu kebiasaan pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata uang.
Dalam sebuah pasar persaingan sempurna, seluruh transaksi dalam mata uang lokal akan dilakukan secara tunai. Dengan adanya inflasi, timbul keuntungan bagi para pembeli untuk menunda pembayaran selama mungkin dan bagi para penjual untuk mempercepat pengumpulan uang. Tanggal pembayaran ditentukan oleh kekuatan kompetitif pihak-pihak yang bersepakat. Rekomendasi perlakuan pelaporan yang kami berikan menghasilkan angka-angka pelaporan yang dapat diandalkan, secara ekonomi dapat diintepretasikan dan simetris dalam artian bahwa transaksi yang secara ekonomis serupa akan menghasilkan angka-angka laporan keuangan yang serupa ketika ditranslasikan ke dalam suatu mata uang yang umum. Seseorang dapat mengatakan bahwa model ini menggunakan akuntansi akrual dengan mentalitas akuntansi tunai.

MASALAH PENGENDALIAN KEUANGAN
Sekali pertanyaan mengenai sistem pendukung strategi dan informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser kepada bidang yang sama pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan para manajer keuangan untuk:
  1. Mengimpelementasikan strategi keuangan global sebuah MNE.
  2. Mengevaluasi sejauh mans strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
  3. Memberikan motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya sistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui :
  1. Komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi,
  2. Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja,
  3. Mengawasi kinerja, dan
  4. Mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian keuangan yang kuat memungkinkan manajemen puncak untuk memusatkan perhatian pads kegiatan anak perusahaan yang mengarah pada tujuan-tujuan umum. Sistem pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak. Dengan demikian, perilaku yang kurang optimal, yang terjadi apabila sebuah subunit berupaya untuk mencapai tujuannya sendiri dengan mengorbankan keseluruhan organisasi, dapat diminimalkan.
Sistem pelaporan tepat waktu yang secara konstan mengawasi masing-masing unit merupakan motivator yang kuat. Sistem pengendalian yang efisien juga memungkinkan manajemen kantor pusat untuk mengevaluasi rencana strategi perusahaan dan merevisinya bila diperlukan. Tugas perencanaan strategis perusahaan dibantu dengan suatu sistem informasi yang memberikan informasi kepada manajemen jika terdapat perubahan lingkungan yang secara signifikan memengaruhi perusahaan. Akhirnya, sistem pengendalian yang baik memungkinkan manajemen puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja para bawahan dengan memastikan bahwa bawahan bertanggung jawab hanya atas peristiwa-peristiwa yang dapat mereka kendalikan.
Jika sebuah sistem pengendalian yang didesain baik berguna bagi perusahaan satu nasional, maka sistem ini akan sangat berharga bagi perusahaan multinasional. Sebagaimana yang berulangkali diamati, kondisi yang memengaruhi keputusan manajemen luar negeri tidak saja berbeda, tetapi juga secara terus-menerus berubah.

Sistem Pengendalian Multinasioanal Melawan Domestik
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic. David Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini :
  • Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap awal pendirian operasi luar negeri.
  • Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada harus membuat dari awal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar negeri.
  • Untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak kontroler perusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan format dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangan dan operasi.
  • Mantan eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin system penegndalian domestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen tertinggi denagn menguasai sistem domestik.
PENETAPAN BIAYA STRATEGIS

Dalam mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi dari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal. Perbedaan hasil antara biaya standar dan sebenarnya di uji sebagai sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau pendapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga. Biaya yang diperbolehkan adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan yang mencerminkan rencana strategis perusahaan dan proyeksi keuangan dari target harga jual yang diyakini akan diterima oleh pasar. Adapun pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen, secara signifikan mengurangi kepercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayaan standar mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya. Sedangkan, pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih tingkt performa yang diharapkan dalam kondisi pasar yang kompetitif. Adapun perbedaan-perbedaan utama lainnya antara konsep pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu :
Konsep Biaya Standar
  •  Pengendalian biaya.
  • Berdasarkan pada kondisi yang ada.
Sasaran :
  • seragam dengan performa standar.
  • Ketentuan standar ditetapkan tiap tahun.
  • Analisis varian berdasarkan atas aktual versus standar.
  • Menginvestigasi ketika standar tidak tercapai.

Konsep Biaya Kaizen
  • Pengurangan biaya.
  • Berdasarkan pada peningkatan produksi yang berhubungan.
Sasaran :
·         mencapai target pengurangan biaya.
·         Pengurangan biaya ditetapkan perbulan.
·         Menginvestigasi ketika target biaya tidak tercapai.
·         Analisis varian berdasarkan pada pengurangan biaya tetap.

EVALUASI PERFORMA USAHA LUAR NEGERI

Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sistem pengendalian yang efektif. Sistem evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :
  1. Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada.
  2. Menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan
  3. Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif.
  4. Mengevaluasi kinerja manajemen.
  5. Memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi

PRAKTIK PENILAIAN PERFORMA : ICI

Enam akibat yang yang merugikan berdasarkan sebuah pengujian akibat inflasi berdasarkan data historis yang terungkap:
  1. Biaya harga jual barang dilaporkan dengan penjualan
  2. Modal yang digunakan dilaporkan dengan nilai saat itu
  3. Hasilnya dari (1) dan (2), hasil dari modal mungkin ditekan
  4. Perbandingan performa perdivisi dengan dasar aset sama dari masa yang berbeda dianggap palsu
  5. Perbandingan performa perusahaan antar negara menjadi tidak berarti
  6. Perbandingan performa selamanya tidak akan benar
Untuk meniadakan semua penyimpangan ini ICI, menyatukan penyeragaman yang ada (Curren-Cost adjustment-CCA) dalam sistem pelaporan internalnya. ICI membagi ukuran performa mereka kedalan dua kategori: jangka panjang dan jangka pendek. Penyederhanaan arus kas oleh produk dan ROI adalah ketentuan ukuran jangka panjang. Dengan ukuran arus kas tersebut, ICI harus menentukan apakah sebuah produk akan memperoleh uang yang cukup untuk mengganti biaya penggantian rencana, biaya saham perusahaan, dan pengembalian keuntunagn yang cukup bagi pertumbuhan financial.

Pengaruh Valuta Asing

Pengaruh dari perubahan nilai tukar pada performa ekonomi mungkin sangat terasa daripada pengukuran akuntansi itu sendiri. Untuk benar – benar menilai pengaruh inflasi dan valuta yang rentan dan ukuran kemampuan mereka untuk bertindak, perusahaan harus menganalisis posisi pasar persaingan mereka dan pengaruh perubahan valuta dalam pembiayaan dan penghasilan mereka dan seluruh persaingan mereka. ICI menggunakan sebuah perkiraan nilai pertukaran untuk menyusun anggaran dan nilai perioe akhir aktual untuk mengukur performa. ICI yakin bahwa peredaan hasil ketika nilai tukar sebenarnya saja yang berbeda dari inilai anggaran adalah tidak begitu berarti.

ICI yakin bahwa perubahan nilai tukar lebih berpengaruh daripada kepastian pengukuran akuntansi. Analisis selanjutnya menemukan bahwa sangatlah penting untuk menentukan akibat nyata dari fluktuasi mata uang pada performa, ada pada reaksi efektif, dan menentukan sejauh mana manajer lokal diberi tanggungjawab untuk melindungi keuntungan yang telah dianggarkan dalam poundstreling.

STANDAR PEFORMA

Cabang perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen ketika mereka adalah komponen system multinasional kriteria laba modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran peforma yang dikaitkan secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri. Targer jelas yang memperhitungkan lingkunag masing-masing internal dan eksternal cabang perusahaan harus disatukan dengan anggaran peforma. Peforma cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini, alasan penyimpangan, dan respon manajerial untuk perkembangan yang tidak terduga. Manajer cabang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali mereka (di dalam dan luar negeri), manajer cabang perusahaan yang diukur peformanya harus berperan penuh dalam menyusun target-target dimana mereka akan dinilai. Pengukuran peforma ganda, fiansial dan non-finansial, harus digunakan dalam menilai usaha luar negeri.

Nilai Pelaporan

Penciptaan nilai memerlukan laporan baik ukuran dan proses financial maupun non-finansial yang memberikan manejer dan pemegang saham perusahaan indicator prediktif dan historis nilai pemegang saham. Penilaian ini juga mengetahui bahwa informasi yang berguna bagi manajemen merupakan minat dari para investor untuk menilai calon peruhaasn mereka.
Nilai diciptakan dengan mengembangkan dan menentukan strategi usaha yang mengahsilkan nilai positif bersih saat ini dari arus kas terduga. Nilai disajikan dengan melaksanakan pengendalian keuangan dan penyatuan manajemen yang efektif dari perusahaan yang beresiko. Dengan konsisten mengemukakan janji-janjinya, manajemen membantu meyakinkan investor bahwa mereka akan meraih keuntungan dari usaha yang mereka ciptakan.

Referensi

  • Choi, Freerick D. S, Meek, Gary K, Akuntansi Internasional.
  • https://safiram.wordpress.com/2016/04/17/bab-6-pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/
  • https://andhikosetyawardani.blogspot.co.id/2017/04/standar-audit-dan-akuntansi-global.html
  • https://datakata.wordpress.com/akuntansi-global-dan-standar-audit